Khayalan Musafir



[Rahasia Umur, Tak Pernah Sesederhana Deretan Angka Bukan?]


Aku & kau lesap dari percakapan serta hiruk-pikuk malam itu, setelah hening tak mampu pecahkan dirinya sendiri.
Seperti kembang api pada perayaan malam tahun baru;
meledak, berpendar lalu pudar.

Menyisakan cerlang pada pejam bola mata,
juga abu di sudut-sudut kota yang kembali bisu.

Setelah itu,
musim membiru, cuaca pun begitu;
sedang aku hanya perempuan musafir hilang arah.
Kota mendadak mati, tak ada tempat untuk kutanyai.




Di hadapan jalan yang memanjang,
aku pun berbalik memandang
sesuatu menggantung
di langit-langit;

Bukan bulan, sebab ia tampak tak terang
bahkan terlalu redup agar mampu berterus terang


Ah apa ini khayalan dan omong kosong tuan itu lagi?




—Difraksi Kapsaisin.
Gemuruh debat kusir antara jiwa&raga.
1/365, semoga mengasyikkan!

Posting Komentar

0 Komentar