HAKIM KARSA


[Hakim Karsa]


Pada sewindu lalu,
aku meyakini,
kasmaran ialah bahasa lain dari jerat dan belenggu.
Karenanya, aku selalu memilih kesendirian
sebagai jalan cinta—paling indah.

Sampai akhirnya, 
padamu, ku rasakan kelembutan kasih 
juga kemerdekaan sekaligus.

Kini kemungkinan kehilangan 
terasa semakin hangat. 
Aku, tinggal menunggu waktu itu datang 
sebagai hakim: yang akan memenjarakanku 
bersama gerombolan pengecut. 

Sementara kau menanggung ketidaktahuan
bahwa—sesungguhnya,
kau sudah kudamba sejak lama.





Lalu menjelma kita Tuan, 
menjadi ketiadaan yang ada, 
 kefanaan yang baka.


—Semesta merindu, Diksa.

Posting Komentar

0 Komentar